Distribusi

Dua jalur distribusi, satu tampak kacau dan satu lainnya terorganisir dengan baik, dengan antrian untuk kelompok rentan, meja informasi disabilitas dan desain inklusif lainnya
© AUOR 2015

Distribusi barang-barang bantuan dalam masa tanggap darurat mungkin tidak dapat diakses oleh perempuan, laki-laki, dan anak-anak dengan disabilitas karena faktor jarak perjalanan, terjadinya antrian, medan yang sulit dan/atau kurangnya informasi. Program uang tunai dan/atau voucher semakin dipertimbangkan sebagai alternatif pendistribusian bantuan.

Berikut ini adalah beberapa saran dan petunjuk untuk membuat prosedur distribusi yang inklusif:

  • Undang orang-orang dengan disabilitas (pastikan keterwakilan perempuan dan laki-laki) saat berkonsultasi dalam proses perencanaan untuk merancang sistem kartu ransum;
  • Penilian kebutuhan harus mencakup kebutuhan perempuan, laki-laki, dan anak-anak dengan disabilitas, pengumpulan data yang baik akan memastikan penyediaan layanan yang lebih inklusif dan efektif;
  • Informasi dan komunikasi terkait distribusi bantuan (termasuk kartu ransum) tersedia dan dapat diakses dengan menggunakan media komunikasi yang berbeda (radio, informasi cetak, gambar, dll.);
  • Pastikan lokasi distibusi aman, dapat diakses dan dijangkau semua orang, termasuk perempuan, laki-laki, dan anak-anak dengan disabilitas, lansia, serta perempuan atau anak yang menjadi kepala keluarga; 
  • Hindari area berkarang atau berbukit, sebisa mungkin pilihlah area yang datar; permukaan yang rata dengan jalur pengairan;
  • Akses lokasi distribusi harus diperiksa dahulu: bersih dari puing-puing atau hambatan lain, jalur dengan penanda yang baik dan aman. Sebisa mungin, tanah harus diratakan dan dipadatkan;
  • Pasang penanda yang aksesibel yang menunjukan lokasi pendistribusian bantuan;
  • Rancanglah jalur antri cepat untuk orang-orang dengan disabilitas dan orang lain yang tidak bisa mengantri lama untuk mendapat bantuan;
  • Buatlah paket-paket bantuan berukuran kecil hingga sedang;
  • Hindari posisi menunggu yang lama untuk orang-orang yang kesulitan berdiri dan bergerak, sediakan kursi di area teduh;
  • Pastikan jamban dan air yang aksesibel tersedia di lokasi distribusi bantuan. Wadah penampung air perlu diletakkan agak tinggi sehingga keran berada pada ketinggian yang sesuai;
  • Pada akhirnya, tergantung pada lokasi, tali penuntun dapat dibuat di antara lokasi distribusi dan jamban untuk memfasilitasi orientasi bagi orang-orang dengan hambatan penglihatan.
  • Ketahuilah bahwa orang-orang dengan kondisi kesehatan jiwa dan gejala-gejala yang berhubungan dengan trauma mungkin akan bersinggungan dengan kerumunan besar, suara keras dan lokasi distribusi yang tidak memadai. Perhatikan bahwa lokasi/acara distribusi bantuan juga dapat menjadi saat yang tepat untuk mengidentifikasi orang-orang dengan disabilitas termasuk mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental.
Perempuan duduk dan menuangkan air pada gelas dari wadah air
© Hazel Jones and Bob Reed. 2005
Seorang lelaki tua menggunakan tali sebagai penuntun
© USAID-WASHplus Kenya/Elisha Ratemo
Sources
IFRC, CBM and HI. All Under One Roof. Disability-Inclusive shelters and settlements in emergencies. IFRC. 2015.
Handicap International. Accessibility for all in emergency context. 2009
Top of page