Titik kumpul

Desain toilet aksesibel di titik kumpul
© ADA 2007

Titik kumpul merupakan bangunan komunal yang sudah tersedia sebelumnya, seperti sekolah, hotel, pusat keagamaan, rumah sakit, atau bahkan pabrik tua atau barak militer yang menampung masyarakat yang terlantar akibat konflik atau bencana alam.

Apa pun jenis titik kumpul yang tersedia, terdapat hambatan di shelter atau hunian lain yang akan dihadapi oleh orang dengan disabilitas. Akibatnya, hambatan fisik dan hambatan manajemen perlu diatasi untuk memastikan keselamatan, martabat, dan aksesibilitas orang dengan disabilitas yang mencari perlindungan di pusat-titik kumpul:

  • Pintu masuk bebas hambatan, artinya pintu cukup lebar, tidak ada tangga maupun jalur landai, warna kontras dan tanda-tanda yang jelas;
  • Meja pendaftaran yang aksesibel, yang berarti tinggi meja lebih rendah dari tinggi kursi roda, yaitu sekitar 80 cm;
  • Mobilitas dalam ruangan - mengatasi hambatan fisik terkait pergerakan dengan menambahkan jalur landai atau menghilangkan daun pintu, membuat permukaan lantai rata dan memastikan pintu dan jalur masuk cukup lebar untuk pengguna kursi roda;
  • Menyediakan ruang partisi. Sediakan kayu lapis atau tirai yang dapat digunakan untuk membuat ruang privasi bagi orang dengan disabilitas, terutama untuk perempuan dengan disabilitas yang tidak dapat mengakses bagian shelter untuk kebutuhan personal/intim mereka
  • Pastikan bahwa semua area, terutama koridor dan area publik memiliki penerangan yang cukup untuk memudahkan pandangan orang-orang dengan penglihatan rendah. Hal ini juga penting untuk perlindungan dan keselamatan perempuan dan anak perempuan;
  • Pastikan petunjuk yang sesuai yang menunjukkan jalur dan fasilitas yang dapat diakses;
  • Jamban, toilet dan fasilitas memasak yang mudah diakses, serta penyediaan peralatan rumah tangga telah disesuaikan dan berguna.
Antrean orang yang menunggu pendaftaran. Satu meja disesuaikan untuk pengguna kursi roda.
© ADA 2007
Meja resepsionis yang telah disesuaikan, memperlihatkan pengguna kursi roda dengan mudah menyapa seseorang. Meja tersebut memiliki tinggi antara 75-90 cm dan lebar 60 cm.
© CBM 2008
Ruang tidur di mana satu ruang dibuat untuk pengguna kursi roda
© ADA 2007

Bangunan yang digunakan untuk titik kumpul hampir selalu dibangun sebelum adanya pemindahan pengungsi dan tidak dirancang sesuai dengan akomodasi yang dibutuhkan. Di negara-negara yang rawan terhadap bencana alam, pemerintah memiliki rencana tanggap darurat yang baik, termasuk penyediaan titik kumpul atau pusat evakuasi yang telah dirancang sebelumnya. Sering kali, hal ini menciptakan tantangan tambahan dalam hal aksesibilitas dan keselamatan orang dengan disabilitas. Sementara pusat-titik kumpul harus selalu dianggap sebagai upaya terakhir ketika menyediakan perumahan untuk masyarakat yang terlantar, jika dikelola dengan baik tempat-tempat tersebut mungkin dapat menjadi pilihan untuk hunian sementara. Di negara-negara rawan bencana, orang-orang dengan disabilitas, termasuk kelompok-kelompok perempuan, harus dilibatkan pada tahap persiapan, terutama untuk memberikan panduan tentang aksesibilitas, keselamatan dan perlindungan.

Sources
US Department of Justice. Americans with Disabilities Act. Checklist for Emergency Shelters, 2007.
CBM. Promoting Access to the Built Environment. Guidelines. 2008
Top of page