Kursi

Membuat kursi, untuk keperluan kebersihan atau untuk menyesuaikan jamban dalam memenuhi kebutuhan khusus orang dengan disabilitas relatif mudah dilakukan dengan bahan yang tersedia.

Untuk semua adaptasi, terdapat satu aturan umum yang harus diingat yaitu untuk memastikan kursi dan kursi roda/tempat tidur berada di lantai yang rata. Oleh karena itu, pendekatan invidual sangat penting. Kursi harus dirancang untuk memudahkan seseorang dengan kesulitan berdiri atau berpindah dari/ke kursi atau kursi roda untuk melakukan kebutuhan merawat diri dengan aman.

Kursi dapat dibuat dari berbagai bahan, tergantung pada tujuan pemakaian (untuk duduk, mencuci atau kursi toilet): kursi semen, kursi yang terbuat dari kayu atau kursi yang diadaptasi dari kursi plastik. Menggunakan keramik untuk kursi juga memungkinkan.

Tujuh bahan yang dapat ditemukan di sebagian besar negara (beton, metal, plastik, karet, kayu, bambu dan kertas) selanjutnya ditinjau melalui 5 kriteria (daya tahan, biaya, kebersihan, kenyamanan dan penunjang).

Beton dan metal:

  • tahan sangat lama
  • biaya tinggi
  • bersih jika dicat, tidak bersih jika tidak dicat
  • kurang nyaman
  • kokoh

Plastik:

  • tahan lama
  • biaya tinggi
  • bersih pada awal pemakaian, tetapi akan retak dan mengelupas karena terkena terik matahari dan panas
  • nyaman
  • kokoh

Karet:

  • tahan lama
  • biaya terjangkau
  • bersih 
  • nyaman
  • kurang kokoh

Kayu:

  • tahan lama
  • biaya terjangkau
  • bersih jika diberi cat atau dipernis
  • kurang nyaman
  • kokoh

Bambu:

  • tidak tahan lama
  • biaya rendah/tidak ada biaya
  • bersih jika diberi cat atau dipernis
  • kurang nyaman
  • kokoh

Kertas:

  • tidak tahan lama, terutama jika basah
  • biaya rendah
  • bersih jika diberi cat atau dipernis
  • nyaman
  • kokoh

Tentunya, elemen-elemen ini perlu ditinjau kembali berdasarkan konteks di masing-masing negara. Namun hal di atas dapat menjadi dasar dan orientasi untuk memilih jenis bahan yang akan digunakan.

Tabel rangkuman kelebihan tujuh bahan kursi
© Hazel Jones and Bob Reed. 2005

Berikut ini beberapa kiat ketika membuat atau mengadaptasi kursi yang berbeda.

Kursi mandi:

  • Kursi penting untuk seseorang yang tidak dapat berdiri tanpa bantuan atau berdiri dalam waktu yang lama, untuk memastikan mereka dapat membersihkan diri mereka sendiri dengan cara yang bermartabat dan higienis;
  • Kursi dapat dipasang pada lantai toilet atau pada pelataran beton sumur;
  • Berat kursi harus disesuaikan agar mudah dipindahkan. Konsultasi dan libatkan pengguna kursi selama pembuatannya. Kursi yang rendah mempermudah pengguna beraktifitas di lantai, tetapi dapat menyulitkan bagi pengguna untuk berpindah secara mandiri dari kursi roda atau tempat tidur;
  • Rel samping harus dapat digerakkan agar orang tersebut dapat berpegangan untuk menjaga keseimbangan ketika berpindah atau mandi.

Kursi toilet ‘yang mudah dipindah’:

  • Dibuat dengan harga yang terjangkau, kursi jenis ini akan memberikan kemandirian dan kenyamanan pada orang dengan disabilitas, ketika mereka tidak dapat menggunakan toilet umum karena beberapa alasan;
  • Kursi dapat dibuat dari kursi plastik atau kayu dan memiliki lubang dengan wadah di bawahnya;
  • Jika terbuat dari kayu, penting untuk memberi cat atau memoles dengan pernis; dengan begitu kursi akan mudah dibersihkan dan mengakomodasi aliran air (mencegah kayu keropos);
  • Saat sedang dibuat dan dibentuk, buatlah celah pada kursi: hal itu akan memungkinkan akses untuk membersihkan bagian pembuangan dari depan (perhatikan bahwa ujung-ujungnya harus diampelas untuk membuat nyaman para pengguna).
Kursi toilet 'yang mudah dipindahkan' dengan lubang di tengah dan akses untuk membersihkan bagian pembuangan dari depan
© Hazel Jones and Bob Reed. 2005
Bingkai kayu yang dibuat untuk alas dudukan toilet
© Hazel Jones and Bob Reed. 2005

Kursi toilet:

  • Tumpuan pada kursi toilet dapat diadaptasi dengan kerangka kayu yang sudah dicat, untuk kursi jenis ini tidak memungkinkan memasang pegangan tangan pada dinding;
  • Toilet jongkok juga dapat diadaptasi dengan menempatkan pegangan tangan di depan atau menempatkan kursi plastik atau kayu di atas lubang;

: Tinggi kursi toilet harus memungkinkan pengguna untuk :

  • duduk dan berdiri dengan mudah;
  • nyaman meletakkan kedua kaki dengan sama tinggi di lantai saat duduk di atasnya.

Tinggi toilet yang ideal tergantung pada berapa tinggi badan, kebutuhan fisik pengguna dan cara ketika pengguna berpindah ke dan dari toilet. Pendekatan dengan organisasi lokal disabilitas untuk mengetahui standar ketinggian nasional.

Tiga jenis adaptasi jamban. Pertama kursi plastik dengan lubang di atas jamban, kedua kursi kayu dengan lubang, dan ketiga kursi beton yang dibuat sebagai tempat duduk di atas jamban.
© HI Pakistan 2010

Ketika merencanakan dan mendesain toilet atau jamban, penting untuk memberikan area yang luas di sebelah kursi toilet untuk pengguna kursi roda untuk memungkinkan berpidah dari kursi roda ke kursi toilet. Jika memungkinkan, harus disediakan lingkaran bebas sebesar 150 cm sehingga seseorang dapat berbelok sepenuhnya. Dengan adanya pegangan tangan dapat membantu pengguna dalam naik dan turun kursi toilet.

Seseorang yang berpindah dari kursi roda ke kursi toilet
© Handicap International. 2008
Sources
Handicap International. Accessibility in emergency. Technical sheets WASH infrastructure Pakistan, 2010.
Jones, H and Reed, B. Water and Sanitation for disabled people. Designing services to improve accessibility, WEDC Loughborough University, 2005
Handicap International Madagascar. Guide pour accompagner un enfant présentant une déficience motrice cérébrale dans ses activités de la vie quotidienne. 2011
Handicap International. How to build an accessible environment in developing countries. Manual no 1. Introduction & Accessibility standards. Cambodia. 2008
Top of page